HERBAL ISTIMEWA

02.48


Madu (Mel Depuratum)

ِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan (Qs. An-Nahl 69)



Aisyah radhiallahu anha berkata “Rasululloh SAW sangat menyukai manisan dan madu (HR. Bukhari)
Imam Dzahabi berkata, “Madu dapat berfungsi sebagai makana, minuman obat-obatan dan manisan, yang sangat bermanfaat bagi tubuh.” (Ath-thibbunnabawi -  tahqiq oleh Sayyid Jamili).
Madu bersifat panas dan dapat mengeluarkan unsur dingin dari tubuh. Rasa manis yang ada pada madu mencapai 75% rasa manis yang terdapat pada gula (sugar cane). Komposisi madu mengandung + 18% air,  40% fruktosa, 34% glukosa, 4% sucrosa, 3% protein, 2% garam mineral dan zat-zat lainnya.
Dr. Sayyid Al Jamili menyebutkan di majalah Al-Azhar, Kairo bahwa berbagai vitamin enzim, hormon, mineral, dan garam pada madu lebah merupakan zat activator dann immunator yang dapat meningkatkan perlawanan tubuh terhadap penyakit diabetes. Beliau juga menyebutkan bahwa larutan madu sebanyak 40% pada urat dapat mengurangi kadar glukosa darah. Madu mengandung vitamin B kompleks dalam konsentrasi yang tinggi, maka pada kondisi terjadi peradangan syaraf ujung, madu merupakan obat yang tepat dan bisa diterima dalam kondisi ini.
Kandungan mineralnya seperti kalsium, magnesium, brilium, barium mempunyai peranan penting dan vital dalam mempengaruhi hormon insulin. Kandungan potassium pada madu juga mempunyai fungsi tersendiri dalam proses pengembalian vitalitas tubuh.
Jurnal bedah di Inggris pada Juni 1988 edisi ke-69 menerbitkan hasil penelitian bahwa madu alami digunakan pada 59 penerita luka atau borok. Pengobatan biasa dengan pembersih dan antibiotik terbukti gagal (80% di antara mereka). Pengobatan tersebut berlangsung antara sebulan hingga 2 tahun. Setelah luka dibersihkan, madu murni kemudian dioleskan di atas luka sebanyak 15-30 cm3 setiap hari. Hasilnya, termasuk bakteri dalam luka tersebut pada 4 kasus luka diabetes hilang dan luka dapat pulih salama seminggu. Madu juga dapat dipergunakan untuk meredakan gangrene dengan dicampur larutan (ekstrak) kunyit.
Selain itu, pada tahun 1981 Dr. Emara M.H, Kepala jurusan Kedokteran Mata di Al-Mansura University, telah berhasil membuktikan keampuhan madu untuk mengobati peradangan pada kornea mata. Madu yang digunakan adalah madu pilihan yang telah disterilkan. Penggunaanya adalah dengan cara diteteskan 1-2 tetes madu.
Sumber artikel: Tabloid Bekam, edisi 3, hal 16

Related Posts :

0 komentar:

Posting Komentar